Rabu, 03 November 2010

Kendali Diri Melalui Iman


 Kisah Zulaikha Dan Nabi Yusuf A.S.

Bicara tentang “pemuasan hawa nafsu” yang satu itu, mau enggak mau terbayang adalah suatu keinginan mencapai “surga dunia” tapi yang di dapat malah “neraka dunia-akhirat”. Sejarah mencatat bahwa jika manusia tidak pandai-pandai mengendalikan diri, maka jatuhlah ia ke dalam lembah kenistaan. Kecuali terhadap orang-orang yang bertaubat.

Kita pasti sudah tahu kisah antara Zulaikha dan Nabi Yusuf a.s. Kita pun sama-sama faham dari sirah bahwa Allah SWT memang mengkaruniakan ketampanan luar biasa kepada Nabi Yusuf a.s. Kalau sekarang sih, Cover Boy aja lewat kali ! Bahwa jika Zulaikha madly in love with Yusuf, itu manusiawi. Akan tetapi, ketika Zulaikha tidak dapat lagi menggunakan akal sehat dan kesadarannya, maka disitulah, letak kesalahan wanita itu. Bayangkan saja, sampai enggak malu-malunya ia merayu Yusuf, bahkan hawa nafsunya membuat ia lupa diri. Lupa bahwa Yusuf bukan suaminya dan ia pun Istri orang pula !

Alhamdulillah..Allah memberikan kekuatan iman yang luar biasa kepada Yusuf. Meski kemudian fitnah menderanya, penjara menantinya. Betapa ia lebih baik memilih di penjara di dunia, daripada ia mengikuti hawa nafsu Zulaikha dan mendapat laknat Allah.

Alhasil Zulaikha belakangan menyadari bahwa dialah yang salah. Ia lah yang ingin “menceburkan” diri ke kenikmatan sesaat dan laknat selamanya. Zulaikha menyadari kesalahannya dan bertaubat. 

Awal Masuk Maksiat

1.   Pandangan : Dari sinilah muncul suatu kehendak akibat melihat. Jika syahwat itu ikut andil, timbul kerinduan dan rasa cemas ingin bertemu. Hati jadi resah dan tak konsentrasi.
Obatnya : Menundukkan pandangan (Ayat 24:30-31)

2.   Al Khatrah (bayangan yang melintas dalam hati). Timbul angan-angan, kehendak yang kuat. Bila bayangan ini menguasai diri, akan mudah melakukan maksiat dan kekejian.
Obatnya : memikirkan ayat-ayat Allah, merenungkan nikmatnya, mengkoreksi cacat diri.

3.   Lafadz (ucapan) bisa berupa rayuan, kata-kata pujian atau ditulis menjadi surat cinta. Semuanya menggambarkan keadaan hati yang merindu.
Obatnya : berkata baik atau diam.

 4.  Langkah/perbuatan.
Setelah ke-3 di atas terlaksana maka bergerak dan terlaksanalah semua keinginan apakah dilanjutkan atau tidak.
Obatnya : Selalu mengarahkan anggota tubuh untuk berbuat yang baik dan melangkah di jalan yang diridhai Allah.

Semoga kita dapat melaksanakan pengendalian diri di atas. Terutama jika rasa itu dialami oleh diri kita.

Sumber : Kisah-kisah Islami Annida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar