Minggu, 31 Oktober 2010

ASI (Aku Sedih, Ibu)


Ibu, ketika tirani dunia Internasional yang bernama Dollar telah membuat semua orang di Asia merasa dicekik lehernya, kaummulah yang kulihat paling merasakan sakitnya cekikan itu. Aku bukan hendak mengatakan, bahwa sakitnya cekikan itu lebih karena kaummulah yang mayoritas mendominasi barisan panjang para pengantri sembako.

Bukan Ibu, aku ingin mengatakan bahwa sakitnya cekikan itu terutama karena aku anakmu ini dilahirkan di era generasi susu kaleng. Betapa tidak, ketika modernisasi dan aktualisasi diri telah menjangkiti kaum wanita di negara-negara dunia ketiga, aku dan bayi-bayi neonatus lainnya tidak dapat lagi merasakan nikmatnya ASI. Para wanita karir (sebagian dengan berpegang pada jargon feminisme) bukan saja telah menjadikan modernisasi dan aktualisasi diri sebagai alasan-alasan modis. Mereka lebih rela menyaksikan anak-anak mereka “disusui” oleh sapi lewat berpuluh macam merek susu kaleng. Maka ketika harga susu melesat setinggi langit, mereka bukan saja stress memikirkannya, melainkan juga mendadak menjadi “kreatif” dengan menyulap air adonan beras menjadi susu, alih-alih menggantikan “peran” sapi.

Ibu, aku tahu bahwa beralihnya sebagian kaummu ke susu kaleng selain karena alasan di atas, juga karena sugesti iklan. Memang, sublimasi bahasa iklan telah membuat sebagian orang tidak mampu lagi membedakan mana mimpi dan mana realita. Iklan telah mempengaruhi imaji mereka tentang proses tumbuh kembang kehidupan anak seperti proses tumbuh kembang anak pada bahasa teve.

Ibu, kondisi seperti ini makin membuatku iri hati kepada generasi-generasi terdahulu. Aku yakin Bu, masa kecil orang-orang seperti M.H. Thamrin dan Rasuna Said, misalnya tidak tumbuh dalam kehebatan manfaat susu kaleng. Tapi mengapa mereka justru tercatat sebagai manusia yang dikenang bangsanya sepanjang masa. Sementara aku yang tumbuh dalam kehebatan susu kaleng yang satu, ke susu kaleng yang lain cuma bisa menciptakan keprihatinan nasional dengan aksi tawuran, aborsi, seks bebas, dan penggunaan obat-obatan terlarang ? Apakah ini ada hubungannya dengan dengan filosofi kaleng yang nyaring dipukul karena tak ada isinya ?

Ibu, kaummu tentu telah mafhum benar bahwa peran dan manfaat ASI tak pernah tergantikan. Itu karena ASI mengandung zat-zat pelindung dari berbagai infeksi. Cairan kental kekuningan (kolostrum) yang keluar dari payudara seorang Ibu memiliki faktor-faktor lengkap untuk pertahanan tubuh bayi. ASI juga mengandung zat dycosa hexanoid acid, sejenis asam lemak yang berfungsi membentuk sel-sel otak. Engkau tentu lebih paham bahwa intelejensi seorang anak amat dipengaruhi oleh jumlah sel otaknya.

Ibu, Allah telah menciptakan wanita sebagai madrasah bagi anak-anaknya. Itu anugerah teramat mahal yang tak diberikan Allah kepada kaum pria. Oleh sebab itu, Allah menghendaki kaum wanita menyusui anaknya selama dua tahun (QS. Al Baqarah :233). Selain pemberian makanan pendamping air susu Ibu (MP-ASI) setelah usia 6 bulan. Para ahli gizi mengatakan bahwa ASI yang diberikan kepada bayi, hingga usia dua tahun bermanfaat mengakrabkan jalinan kasih saying antara Ibu dan anaknya secara timbal balik.

Ibu, apakah harus kupercayai bahwa maraknya dekadensi moral pada sebagian remaja merupakan implikasi dari krisis kasih sayang antara Ibu dan anak-anak yang dibesarkan di era generasi susu kaleng ini ?

Ibu, kita semua tentu berharap krisis yang melanda negeri kita segera berakhir. Tapi apakah kita juga memiliki harapan yang sama terhadap krisis akhlak yang sudah merajalela sejak dulu ?

Ibu, jika para ahli gizi menganalisa bahwa ASI yang melambangkan awal curahan kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya telah terkalahkan oleh susu kaleng, apakah engkau percaya ? jika engkau menjawab “ya”, aku sedih Ibu…

Sumber : Majalah Annida No.12 Th. VII Juli-Agustus 1998 (Rubrik 1269 Male)

D.O.D.I


Saya memang Muslim. Tapi saya bukan Muslim yang baik. Semua orang tahu hidup saya dikelilingi perempuan. Dan kebanyakkan dari mereka bukan istri saya. Sampai ajal menjemput pun saya ditemani oleh seorang perempuan cantik terkenal yang bukan istri saya.

Kedekatan saya dengan perempuan itu sebenarnya bukanlah tulus karena saya mencintainya, tapi lebih karena saya kasihan melihatnya. Saya tahu kegiatannya di yayasan-yayasan sosial, kedekatannya dengan kaum papa dan kerelaannya mejadi duta kemanusiaan bukan karena semata-mata panggilan hatinya. Tapi karena ia sendiri merasakan betapa menderitanya menjadi orang yang tak dicintai keluarga. Saya melihat ia melakukan hal itu sekedar untuk menghapus kabut hitam yang melingkupi hatinya.

Buat seorang perempuan seperti dia yang amat dibutuhkan adalah kehangatan keluarga. Perhatian dari suami, dekat dengan anak-anak, disayangi mertua, dapat bercengkerama dengan keluarga tanpa diganggu orang lain, dan kehidupan pribadi yang jauh dari publikasi murahan. Tapi sayang, dari semua itu hanya sedikit yang ia dapatkan.

Kehangatan keluarga ! inilah hal yang tidak didapatkan dari teman perempuan saya itu sewaktu belum bercerai dengan suaminya. Ketertarikan perempuan itu pada saya, saya pikir bukanlah karena saya orang kaya dan salah seorang playboy dibelantara Hollywood. Tapi lebih karena ia melihat saya punya keluarga yang hangat dan bersahabat.

Dari sorot matanya saya melihat ia sanggup mengorbankan apa saja, termasuk menukar agamanya dengan agama yang saya anut, hanya untuk mendapatkan apa yang selama ini ia cari, kehangatan keluarga.

Tapi sayang, rupanya Allah berkehendak lain. Di penghujung bulan Agustus malaikat maut mencabut nyawa kami. Dan sesudah itu anda pun tahu bagaimana media melakukan liputan yang gila-gilaan terhadap teman perempuan saya itu. Suatu liputan yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya.

Di saat orang seluruh dunia menyaksikan jalannya prosesi pemakaman teman perempuan saya yang begitu mengharukan, saya sudah seminggu berteman dengan ulat-ulat tanah. Merasakan sakitnya gigitan ulat kecil yang jumlahnya jutaan itu menggerogoti tubuh saya.

Satu hal yang saya sesalkan adalah saya belum sempat benar-benar menolong teman perempuan saya yang malang itu. Mengenalkannya pada ajaran Islam yang begitu menjunjung tinggi harkat wanita. Ajaran Islam yang saya tahu akan membimbing umatnya menuju cahaya kebenaran.

Dan yang lebih menyesal lagi adalah saat ini, di kuburan yang sepi ini saya tak bisa menolong diri saya sendiri ! Uang saya, pengawal pribadi saya, Ayah saya yang jutawan dan kolega saya yang begitu banyak tak ada yang mampu menghalangi siksa kubur yang saya alami sekarang. Saya baru menyesal mengapa selama hidup saya menjadi Muslim yang brengsek !

Kalau kondisi saya sebagai orang Islam di kubur ini begitu menakutkan, saya jadi berpikir “ Apa yang terjadi di dalam kuburan teman perempuan saya yang malang itu ?”

Ah.. kasihan sekali teman perempuan saya itu…

Sumber : Majalah Annida No.2 Th. VII Oktober 1997 (Rubrik 1269 Male)

Jumat, 29 Oktober 2010

Karang


Kita tahu pasti salah satu panorama laut yang amat menakjubkan berupa terumbu karang yang sering pula disebut batu karang. Batu karang ini biasanya hidup dalam koloni ribuan karang yang saling bergandengan tangan. Sehingga terlihat seperti seonggokan batu atau gunung di lautan. Tapi tahukah kita bahwa karang itu sebenarnya bukanlah bebatuan. Melainkan mahluk Allah berupa sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan Polip, yang saling merekat erat sehingga membentuk karang baru (hard corals). Di saat menyatu itu, tubuhnya menjadi keras membuat kerangka dari Kalsium karbonat atau zat kapur, sehingga deburan ombak dan arus laut sekalipun akan susah untuk menerjangnya.

Maka begitulah kekuatan Islam yang punya tata krama nan kesantunan dari sumber sang pencipta alam. Dengan kelemahlembutan adabnya, ia bisa menyatu, bersama bahu membahu menghadang setiap arus dan ombak ujian serta hadangan yang selalu mengintainya hingga hari akhirnya sang alam. Ketidakberdayaan sang budak, kelemahan dari sang papa, serta hebatnya para dermawan dan keperkasaan sang mujahid menyatu, merobohkan imperium Persia dan merebut kembali Al Quds tanah suci yang dipimpin langsung oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Itulah bukti kekuatan dan keperkasaan karang kekuatan Islam jika kita mampu untuk memanfaatkan.

Ditengah gelombang dan terpaan kikisan laut itu, karang tetap bercokol didasar lautan. Bahkan karang mampu membuat hantaman ombak sebagai kekuatan arus yang sangat bermanfaat bagi kehidupan biota laut nan menyuburkan.Dan secara aktif menyediakan protein untuk rakyat kota lautan. Di sanalah hidup ikan-ikan yang menawan. Dan tumbuhan laut hidup tanpa ada gangguan.

Begitulah jika kaum Muslimin hidup, mampu membuat lingkungannya merasa hidup aman, nyaman di bawah naungannya meski riak gelombang dahsyat dan ujian selalu menghantam. Asal karang tetap bersatu justru hantaman gelombang ujian itu semakin mengasah dan mengukir seni pahat kebajikan nan tak ternilai. Demikian semestinya kita mengubah segala hantaman fitnah dan caci maki karena melaksanakan syariatnya menjadi ukiran sejarah yang tak ternilai bagi masyarakat sekitar.

Lalu lihatlah, karang pun hanya memakan haknya yaitu Plankton sang tumbuhan kecil yang melayang-layang dengan tentakel beracunnya. Tak lebih dari itu. Begitulah kaum Muslimin, hendaknya hanya makan sesuai haknya, yang jelas halal-haramnya. Baik cara memperoleh maupun jenisnya. Meski sebagai tempat perlindungan dari berbagai hewan yang sebenarnya dibawah kekuasaannya, Namun tak terbetik dalam pikiran sang karang untuk memperkaya diri dengan barang yang diamanahkan kepadanya. Justru ia melindungi rakyatnya seolah keluarga dan saudaranya sendiri. Bahkan, karanglah yang melindungi abrasi pantai, tempat manusia dan hewan berada.

Untuk menjadi terumbu karang diperlukan waktu 5000-10.000 tahun. Dalam satu tahun karang itu hanya mampu bertambah 1 cm. Itulah keistiqomahan. Begitu pula seharusnya keistiqomahan kaum Muslimin. Semestinya tak ada satu kaum Muslimin pun menelikung ataupun membiarkan saudaranya hilang di terjang badai yang selalu menghantam.

 “Kebangunan semua bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan, sesuatu yang sering membuat orang yang melihatnya beranggapan bahwa terciptanya apa yang mereka cita-citakan adalah bentuk kemustahilan. Tetapi dibalik kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita kesabaran, kearifan, keteguhan dan ketenangan dalam melangkah, telah menghantarkan bangsa-bangsa yang tumbuh dari kelemahan dan hanya memiliki sedikit sarana itu mencapai kejayaan seperti yang dicanangkan oleh pelopornya”(Hasan Al-Banna)

Sumber : Majalah Tarbawi Edisi 64 Th. 5 (Rubrik Hikmah oleh Emkaier)

Selasa, 26 Oktober 2010

Mengambil Resiko



Tertawa adalah mengambil resiko terlihat konyol,
Menangis adalah mengambil resiko terlihat sentimental,
Berhubungan dengan sesuatu adalah mengambil resiko untuk terlibat,
Mengungkapkan perasaanmu adalah mengambil resiko mengungkapkan dirimu yang sesungguhnya,
Menempatkan ide dan impianmu di depan kerumunan adalah mengambil resiko kehilangan mereka,
Mencintai adalah mengambil resiko tidak balik di cintai,
Hidup adalah mengambil resiko menjadi sekarat,
Mencoba adalah mengambil resiko kegagalan,
Memohon adalah mengambil resiko penolakan,

Tapi resiko harus diambil,
Karena resiko terbesar dalam hidup adalah tidak mengambil resiko apa pun. 
Orang yang tidak mengambil resiko tidak melakukan apa-apa, tidak memiliki apa-apa, dan bukan apa-apa. Ia bisa menghindari kesengsaraan dan kesedihan, tapi tidak bisa mempelajari, merasakan, mengubah, menumbuhkan, mencintai, atau pun menjalani kepastian dalam dirinya. Ia adalah seorang budak, ia telah mengorbankan kebebasannya. Hanya orang-orang yang mengambil resiko yang sungguh-sungguh orang yang bebas.


(Dari berbagai sumber)

Rabu, 20 Oktober 2010

Penjual Gorengan


“Gorengan !” terdengar suara seorang bocah menjajakan gorengan. Suara itu sayup-sayup sampai ke telingaku, dan cukup untuk membangunkan tidur siangku. Pemilik suara itu tak asing lagi bagiku, karena ia tiap hari lewat di depan wismaku. Aku pun bergegas keluar.

“Gorengan Da..!” katanya dengan ramah dan penuh harap padaku. Aku mengangguk mengiyakan. Bocah itu pun berhenti. Kulihat keringat mengucur deras disekujur tubuhnya. “Ya Allah..” gumamku lirih. Hati siapa yang tak akan iba melihat seorang anak yang mencari rezeki di tengah terik matahari.

“Masih sekolah Dik ?” tanyaku sambil mengambil gorengan. “Masih Da..” jawabnya singkat. “Kelas berapa ?” Aku kembali bertanya, “kelas satu..” jawabnya malu-malu. “Sekolahnya dimana ?” tanyaku lagi, “di es de (SD) Negeri 13 Padang” jawabnya lagi, begitulah seterusnya.

Aku buru terus dengan pertanyaan hingga kudapatkan informasi tentang adik ini. Ternyata bocah itu anak Yatim, Bapaknya telah meninggal. Ia bersama Ibunya yang sakit-sakitan. Untuk membiayai sekolah, ia terpaksa menjual gorengan dengan segala resiko, kadang laku kadang tidak.

Tanpaku sadari mataku basah. “Ya Allah anak sekecil ini sudah mencari nafkah sendiri. Sedangkan aku berfoya-foya dengan uang dari Orang tua.” Tidak berapa lama, beberapa teman kost pulang dari Shopping Centre. “Berapa satu Dik ?” Tanya Ahmad sambil meletakkan barang bawaannya yang baru di beli di Swalayan. “Seratus lima puluh Da..”jawab bocah itu pelan. “Kok mahal sekali ? gak seratus aja ?” tawarnya. “Oo..enggak bisa Da !” jawab bocah itu. “Kalau seratus Uda ambil sepuluh…”, bocah itu hanya diam. “Bagaimana ? bisakan ?” lanjut Ahmad lagi. “Rugi saya nanti Da..” Suasana hening. Penjual gorengan terpaku. Ahmad tidak melanjutkan tawarannya. “Mau beli enggak ?” tanyaku pada Ahmad sambil mengeluarkan uang dari saku untuk membayar gorengan yang telah kumakan.

Bocah itu akhirnya pergi, kembali menjajakan gorengannya. Beberapa saat kemudian suaranya tak terdengar lagi. Belum sempat kami bubar, tiba-tiba datang Bang Edi dari kamarnya. “Darimana Mad ?” tanyanya mengawali pembicaraan. “Biasa, dari Shopping Centre” jawab Ahmad. “Gorengannya mana ?” Bang Edi bertanya lagi. “Enggak jadi beli. Masa harganya seratus lima puluh” jelas Ahmad. “Lagipula saya masih kenyang. Habis makan di pasar”. “Saya Heran,” kata Bang Edi. Kami semua diam ingin tahu kelanjutan kalimatnya. “Kalau di pasar kita jarang menawar. Barang yang gak perlu kita beli. Mahal-mahal lagi, tapi..” kata Bang Edi terputus sambil batuk-batuk. “Tapi..dengan penjual gorengan yang hanya menjual untuk mencari sekedar penyambung hidup, kita tawar-menawar. Bahkan sampai hati kita tak jadi membeli dengan alasan terlalu mahal. Mestinya kita jangan mikir kesana. Anggap saja bersedekah, membantu orang miskin”.

Kulihat muka Ahmad merah karena malu. Kami semua merasa disindir oleh Bang Edi. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa tawar-menawar dalam urusan berdagang haruslah melihat situasi dan kondisi.

Sumber Tulisan : Majalah Annida (Rubrik Pernik oleh Malyan)

Minggu, 17 Oktober 2010

Namanya Melissa



Namanya Melissa. Hanya itu, tak ada yang tahu apakah itu nama aslinya atau nama karangan belaka. Tak ada yang tahu apa nama panjangnya. Bukan asli penduduk Jakarta.

Konon kabarnya, ia berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Sebenarnya ia wanita yang biasa-biasa saja. Kehidupan sosialnya, perekonomiannya, pergaulan kesehariannya, pendidikannya, hobinya, malah nyaris membosankan. Mungkin yang sering dibicarakan adalah bahwa ia sedikit lebih cantik dan lebih santun daripada rekan-rekan sekerjanya. Selebihnya, sangat biasa-biasa saja. Tetapi kini ia membuat heboh baik teman-teman sekerjanya maupun para pelanggannya : Ia mengenakan Jilbab !

Bukan apa-apa, sebab lingkungan kerjanya, di “Raja Bilyard”, seorang pekerja wanita seakan  sudah menjadi mitos bahwa mereka haruslah berlaku seperti layaknya “wanita penghibur”. Padahal mereka jelas lebih terhormat dari “Wanita penghibur”, bahkan walaupun ia “wanita penghibur” sekalipun, ia harus dihargai sebagai manusia yang punya hak untuk menerima dakwah dan hidayah Tuhan. Tugas para pekerja wanita itu hanyalah mencatat skor, menata bola bilyar, melayani segala keperluan pelanggan seperti minum dan sebagainya. Hanya itu. Tetapi seakan sudah ada imej dalam diri masyarakat bahwa mereka bukan orang baik-baik. Alasannya cukup kuat : mereka bekerja hingga larut malam, disana tersedia minuman keras, kerja di tengah lautan kepulan asap rokok, mereka melayani pria-pria kasar yang tidak jelas juntrungannya dan terkadang tidak sopan, terkadang canda-tawa mereka berlebihan dan terkesan centil dan semacam itu. Itulah yang ada di kepala hampir setiap warga baik-baik di lingkungan sekitar tempat bilyar itu dan pekerja wanitanya. Dan tiba-tiba Melissa memakai Jilbab. Ah.. alangkah anggunnya kulihat dari kejauhan.

Melissa namanya, konon kabarnya, nama aslinya Jamilatun. Usianya nyaris dua puluh tiga. Ia janda dengan dua anak, entah dimana anak-anaknya itu berada kini. Mungkin di desanya bersama kedua orang tuanya. Tak jelas juga bagaimana ia dengan suaminya dulu bercerai. Tak jelas pula bagaimana ia bisa terdampar di rimba ibukota. Dan ia kini mulai mengenakan Jilbabnya. Jika aku saja, yang sejak dua tahun yang lalu tak pernah menginjakkan kaki di tempat itu dan kini dijuluki Ustadz Kampus, kaget melihat perubahan itu, bagaimana dengan bosnya, rekan sekerjanya, para pelanggannya, dan orang-orang sekitarnya ? Dan janganlah anda kira begitu mudah memutuskan penjilbaban ini. Wuih.. amat sangat sulitnya. Aku tahu, sebab ia sempat bertanya tentang pendapatku mengenai hal ini. Waktu itu kusarankan, jika ingin berjilbab harus cari lingkungan kerja yang mendukung, yang berarti harus mencari pekerjaan baru. Bukan apa-apa, aku tak ingin ada fitnah tentang makna Jilbab di kalangan umum. Tapi sayang aku tak sanggup membantunya lebih dalam lagi, mencarikan pekerjaan baru, misalnya. Aku terlampau disibukkan oleh pekerjaan yang biasa kusebut kerja Dakwah. Tapi aku sendiri malu sebab dakwahku terhadap Melissa tak mampu kupenuhi secara total.

Masih segar dalam ingatanku, bagaimana carut-marutnya air muka Melissa ketika datang mencurahkan segala permasalahannya ini. Baginya masalah Jilbab amat pelik dan kompleks. Bagaimana ia harus memilih antara berjilbab atau mempertahankan pekerjaannya. Bagaimana ia berjuang mencari rezeki untuk sekedar menghimpun sisa-sisa pengeluarannya untuk dibelikan baju panjang dan Jilbab, dengan konsekuensi menahan lapar di tengah merasuknya rasa dingin angin malam hingga ke tulang sumsum. Bagaimana ia harus memutuskan antara tetap berjilbab dan tetap bekerja disana walaupun belum tentu disetujui bosnya atau tetap berjilbab dan langsung keluar dari pekerjaannya  sembari mencari pekerjaan lain yang mendukungnya, atau sekedar bersabar menahan diri tidak mempermasalahkan Jilbab. Bagaimana ia merasa dicemoohkan oleh seluruh dunia : pelanggan bilyar, rekan sekerja, lingkungan sekitar. “Ah, Melissa munafik, sok alim !” dan berbagai cercaan menimpanya.

Bukan ,ini bukan sembarangan kasus Jilbab. Bukan sekedar di larang dan diperbolehkan. Tetapi masalah nyawa seseorang, kehidupan seseorang yang mungkin dianggap orang lain remeh. Mereka yang tidak boleh bekerja atau bersekolah karena Jilbab mungkin bisa mencari pekerjaan dan sekolah di tempat lain, mereka yang dicemooh mungkin bisa menghibur diri dengan berbagai cara.

Tetapi masalah Melissa adalah masalah kehidupan orang banyak yang bergantung padanya : orang tua, anak-anaknya di desa dan ia sendiri yang sebatang kara di Jakarta tanpa sanak saudara dan handai-taulan. “ Untuk sekedar makan saja susah kok, ini malah nyisain duit buat nutup rambutnya yang bagus itu, pegimane ceritanya…” celetukan Bang Ali, satpam pasar Swalayan dekat sana. Dan ia merasa bahwa yang mendukungnya amat langka. Tak ada remaja Masjid, tempat ia biasa Sholat jamaah Subuh disana, yang peduli dengannya, kecuali aku dan Mbak Yunita, guru TPA setempat.

Bahkan teman sekostnya pun tidak ambil pusing. Ah, bagi penduduk Jakarta, yang penting ia selamat. Ah, rupanya sikap Individualisme, nafsi-nafsi begitu merasuki jiwa-jiwa kita.

Namanya Melissa, konon berasal dari Lamongan. Usianya nyaris dua puluh tiga tahun. Tak ada yang mau tahu nama panjang atau nama aslinya. Tapi konon nama aslinya Jamilatun. Agamanya jelas Islam, dan ia sekarang mulai mengenakan Jilbab. Dan nada-nada nyinyir dan minor mulai menerpanya. Isu-isu bertebaran dengan cepatnya, menyeruak kepingan-kepingan chuck, menerobos gagang Bilyar dan menghantui setiap bola nomor lima. Segala pandangan mata adalah teror bagi Melissa, sejak saat itu.

Tak mudah bagi Melissa untuk memutuskan sebuah ketetapan. Jika ia tetap bertahan dengan Jilbabnya dan meninggalkan pekerjaannya detik itu juga, sama dengan bunuh diri. Sebab mencari lowongan pekerjaan teramat susahnya jaman sekarang, bagaimana ia bisa untuk sekedar bertahan hidup ? jika ia tetap bekerja disana sambil berjilbab dan sambil menunggu jawaban lamaran pekerjaan, maka akan didera seribu topan badai cemoohan dan ejekan, disamping itu akan membawa citra buruk Jilbaber dan ia tak mau menjadi sumber fitnah. Dan belum tentu bosnya bisa menerima realitas bahwa salah satu pegawainya memakai Jilbab. Ia tadinya ingin menunda pemakaian Jilbabnya, sampai ada kabar ia diterima di tempat kerja lain dan menjamin kebebasan Jilbabnya, tetapi sampai kapan ia menunggu ? Sementara ia selalu dingiangi bisikan-bisikan tentang buruknya su’ul khotimah, selain gelayutan rasa penuh dosa di masa-masa silamnyayang mendesak-desak keinginannya untuk memakai Jilbab secepatnya.

Sebenarnya ada tawaran bekerja di TPA, tetapi entah mengapa di tolaknya. Tidak sreg karena ilmu agamanya ditolaknya. Tidak sreg karena ilmu agamanya belum matang, sebab ia sendiri baru saja belajar Islam begitu alasannya. Lagi pula apa kata dunia, sebuah institusi pendidikan agama diajar oleh mantan pekerja di tempat bilyar.

Sebenarnya, segalanya bermula dari interaksi Melissa dengan para jamaah Masjid di rumahnya. Ia rajin shalat shubuh di Masjid As-Sakinah itu. Tampaknya ia sadar benar bahwa lingkungannya kerap menimbulkan maksiat dan dosa baginya. Dari sanalah aku tetap akrab dengannya, walaupun aku tak pernah lagi ke tempat kerjanya itu. Dari sana pula kukenalkan ia dengan semua pengurus Masjid, Ustadzah dan para akhwat yang menjadi guru TPA. Ia pernah magang menjadi guru TPA di hari Ahad, tetapi waktunya tersita ditempat bilyar itu. Lagipula munculnya berbagai isu yang memperjelek citra TPA itu sehubungan dengan kehadirannya membuatnya ingin cepat-cepat berhenti dari sana.

Namanya Melissa. Sudah sering kusebut bukan ? aku mengenalnya sudah lama. Mulai dari masa SMA, ketika aku kerap bermain bilyar di tempatnya bekerja hingga kini mahasiswa skripsi yang dijuluki ustadz kampus. Tiga tahun aku berlangganan bermain bilyar untuk melepas lelah di tempat itu membuatku sempat akrab dengan Melissa. Selain itu ia yang paling cantik, Melissa kulihat adalah orang yang paling tidak banyak tingkah. Dalam arti lain, ia paling mengenal sopan santun dan mengerti norma-norma. Ah, ia memang sudah Hanif sejak dulu. Pendiam, tidak banyak tingkah, tidak seperti rekan-rekannya yang…wah bagaimana caranya kuceritakan ya..sebab sudah dua tahun aku tak pernah mampir lagi disana, sejak tugas kuliah dan dakwah bertumpuk bertubi-tubi. Sejak aku tak ingin membuang waktu untuk hal-hal yang kurasa tidak produktif, kurang nilai manfaatnya.

Memang nyaris tak ada yang bisa diperbincangkan dari Melissa. Ia seakan-akan hanyalah setitik debu yang layak untuk diluputkan dari pandangan manusia pada umumnya.

Bagi kebanyakkan orang, ia dan yang sejenisnya ibarat sampah masyarakat. Nyaris tak ada yang peduli dengannya, dengan keimanannya, dengan perjuangannya bertahan hidup, dengan pergumulannya dengan nasib buruk, dengan pergolakan-pergolakan pemikiran, nurani hati dan ruhani dengan pengorbanannya menghidupi anak dan orang tua di desa. Ia luput dari bidikan dakwah di kampusku : yang biasanya berkutat masalah intern seperti perbedaan pendapat, halal-haram atau paling tinggi cara bagaimana mendakwahi mahasiswa lewat berbagai kepanitiaan, seminar, pentas seni, diskusi dan sebagainya, dan tersisihkan dari bahan pembicaraan kami, padahal letak kerjanya amat dekat dengan kampusku. Tapi aku tak mau menjadi orang-orang kebanyakkan. Aku sudah bertekad, Aku akan melamarnya… 

Cerpen Karya : Ekky Al Malaky (Disadur dari Kumpulan Cerpen "Dan Malaikat Pun Rukuk)

Kamis, 14 Oktober 2010

4 Tabiat buruk penyebab penyakit


 Sakit adalah kondisi yang sangat tidak menyenangkan. Selain harus bolak-balik ke dokter, segala aktivitas Anda pun bakal terganggu untuk beberapa waktu. Sebagian besar penyakit memang disebabkan karena gaya hidup dan pola makan yang tidak benar.
Tapi tahukah Anda? Bahwa beberapa peyakit yang menyebabkan tubuh Anda sakit ternyata berkaitan erat dengan kondisi emosi Anda yang tidak stabil, pikiran yang selalu negatif serta kepribadian “buruk” yang Anda miliki.
Nah, jika Anda sekarang merasa memiliki ’satu’ kepribadian buruk yang masih ‘terpelihara’, mungkin memang sekaranglah waktunya bagi Anda untuk menjadi pribadi yang menyenangkan sekaligus memiliki tubuh yang sehat dan fit.
Ingin tahu, sifat negatif apa saja yang dapat membuat tubuh Anda tidak sehat?

1. PEMBOSAN “berat” = Sakit Kepala, Arthritis, Asma, Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara kebosanan dan sakit kepala yang Anda alami. Sekarang tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah hari-hari Anda selama ini terlihat monoton dan Anda hanya melakukan aktifitas yang itu-itu saja setiap hari? Jika ya, kemungkinan Anda akan mudah terserang penyakit Arthritis, Asma, atau penyakit jantung. Alasannya adalah rasa bosan pada diri Anda dapat melahirkan emosi negatif pada tubuh, sehingga dengan mudah meningkatkan stres dan memperlemah sistim kekebalan tubuh sehingga Anda akan dengan mudah diserang berbagai penyakit. Tidak hanya itu, kebosanan juga dapat mempengaruhi kebiasaan makan Anda. Apakah masih teringat bagaimana Anda menghabiskan begitu banyak cemilan manis atau asin saat menunggu seseorang?

2. RASA CEMAS dan PANIK berlebihan = Gangguan Lambung
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Douglas Drossman, seorang dosen kedokteran dari University of North Carolina, ditemukan bahwa perempuan yang memiliki rasa cemas yang berlebihan pada hal-hal kecil sekalipun akan dengan mudah terserang gangguan pada lambungnya.

3. TIDAK SABAR dan EMOSIONAL = Penyakit Jantung dan Stroke
Anda gampang gusar jika ada hal-hal kecil yang menganggu? Atau Anda gampang naik pitam saat seseorang membuat kesalahan di depan Anda? Jika jawaban untuk semua pertanyaan di atas ya, maka berhati-hatilah. Rasa marah serta ketidaksabaran ternyata dapat mengaktifkan sistem kardiovaskuler secara terus menerus. Selanjutnya tekanan darah Anda akan cepat naik, kecepatan pernapasan akan meninggi dan otot menjadi tegang. Akhirnya Anda terserang penyakit jantung dan stroke.
4. TIDAK PERCAYA DIRI dan RENDAH DIRI = Mudah Sakit
Biasanya orang yang memiliki sikap mental yang seperti ini sering terlibat pada hubungan yang buruk. Baik itu dalam lingkungan pergaulannya maupun dalam keluarganya. Perasaan rendah diri menyebabkan proses penyembuhan untuk setiap penyakit pada dirinya akan terhambat, meskipun Anda hanya sekedar menderita sakit flu ringan, wah!
Jadi, sekarang terserah pada diri Anda. Ingin jadi pribadi yang gembira dan menyenangkan sekaligus sehat atau justru sebaliknya?

Murid Yang Baik



Seorang pencari ilmu haruslah memiliki tekad yang tinggi dan semangat yang menggelora dalam menggali ilmu, serta rasa dahaga yang tak pernah terpuaskan akan ilmu itu sendiri. Ilmunya akan terus berkembang selam semangatnya membara. Pemahamannya akan semakin deras selama rasa cintanya kepada ilmu masih menyala-nyala. Ia harus selalu menginginkan peningkatan dan tidak boleh puas dengan apa yang sudah di dapatnya. Setiap kali megetahui sesuatu, dia harus merindukan pengetahuan berikutnya, karena ilmu tidak ada ujungnya.

Orang yang menyangka dirinya telah berilmu adalah orang yang jahil Sebab, salah satu keutamaan ilmu, ia memberitahukan arti kebodohan, sedangkan salah satu kejelekan kebodohan, ia tidak mengenalkan nilai pengetahuan. Karena itu, wahai pencari ilmu, anda harus benar-benar tekun dan rajin, sebab boleh jadi anda selamat dikarenakan satu huruf yang anda pelajari. Seorang pencari ilmu juga harus memiliki kesabaran yang tinggi. Dia tidak bolah terhalangi oleh pelbagai kondisi kehidupan, seperti tekanan kemiskinan, kelaliman orang kaya, deraan penyakit, atau kematian orang tercinta. karena ia memiliki cita-cita yang harus diraih, dan dia telah bersumpah setia untuk menggapainya, sehingga jika terlambat-lambat atau mundur ke belakang, berarti dia telah melanggar sumpahnyadan kehilangan transaksinya.

Pencari ilmu harus bersabar atas perubahan kondisi waktu, dari panasnya musim panas, dinginnya musim dingin, senda gurau musim semi, dan debu-debu musim gugur. Dia harus dalam suatu keadaan : Setia kepada bukunya, mengulang-ulang pelajarannya, menghafal wirid-wiridnya, dan mengembangkan bakat-bakatnya. Dia juga harus bersabar atas perubahan kondisi jiwanya, dari kegelisahan yang meresahkan, kesedihan yang menghanyutkan, kegembiraan yang melenakan, angan-angan yang melalaikan, dan pengharapan-pengharapan palsu. Setiap kali jiwanya tidak menurut untuk belajar, dia harus menjinakkannya, sehingga kembali normal.

Salah satu sifat terbaik yang harus dimiliki pencari ilmu adalah tidak silau oleh dunia, puas dengan apa yang dimiliki walaupun sedikit, dan hemat dalam biaya hidup sehari-hari, karena menuruti kerakusan jiwa tidak ada batasnya, akan menyia-nyiakan waktu, menghilangkan rasa malu, mengotori air muka, dan melenyapkan kemuliaan. Orang yang tenang dengan bekal sehari-harinya, itu akan memberi manfaat kepadanya. Dia harus meninggalkan hal yang berlebih-lebihan, hidup sederhana, dan puas dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Itulah ciri insan salaf, jalan hidup orang-orang shaleh, dan jalur kehidupan hamba-hambapilihan. Dan Allah-lah Sang Pembimbing.

(Ditujukan kepada segenap Insan yang sedang menimba ilmu)

Senin, 11 Oktober 2010

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan



Wahai Manusia,setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah bergadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.

" Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasulnya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya " (QS. Al Ma'idah: 52)

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa, sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata. Kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun rimbun penuh hijau dedaunan. Ketika anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa tali itu akan segera putus. Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s dan itu karena pertolongan Ilahi membuka "jendela" seraya berkata :

" Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim " (QS. Al-Anbiya: 69).

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s) itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah :

" Sekali-sekali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku " (QS. Asy-Syu'ara: 62).

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad SAW yang ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu mereka yang terbatas pada kondisi mereka yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan  kesusahan, kesengsaraan dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka saja. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hak yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapa pun, hari demi hari akan bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Mseki demikian, yang ghaib akan tetap tersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua, tetapi sesungguhnya setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Sumber : La Tahzan karya DR. Aidh Al-Qarni

Jumat, 08 Oktober 2010

Hukum Kloning, Tranplantasi Organ, Abortus, dan Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam


Kloning

Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada mahkluk hidup tertentu baik berupa hewan, tumbuhan, dan manusia, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh induknya (sel somatik) dan selanjutnya ditanamkan pada sel induk (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan. Dengan metode senacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari seorang perempuan, lalu dengan cairan kimiawi khusus dan kejutan listrik inti sel digabungkan dengan sel telur, setelah penggabungan  ini terjadi maka akan ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang,berdiferensiasi dan berubah menjadi janin yang sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alamiah yang berkode genetik sama dengan induknya.

Kloning embrio terjadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang terbentuk dari pertemuan antara sperma suaminya dengan sel telur istrinya yang telah dihilangkan intinya. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat ditanamkan pada rahim perempuan asing. Bentuk kloning ini hukumnya haram sebab dalam hal ini terjadi pencampuradukan dan penghilangan nasab (garis katurunan). Tetapi apabila sel-sel embrio itu ditanamkan pada rahim perempuan pemiliknya maka kloning seperti ini hukumnya mubah.

Kloning manusia dapat berlangsung dengan adanya laki- laki dan perempuan dan prosesnya dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki  lalu inti selnya diambil dan kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan  yang telah dibuang intinya  agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berduferensiasi kemudian berkembang menjadi janin dan akhirnya dilahirkan. Klonin yang dilakukan pada laki-laki maupun perempuan baik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih sehat, lebih kuat, dan rupawan maupun untuk meningkatkan jumlah pemduduk maka sungguh akan menjadi bencana dan biang kerusakan bagi dunia. Kloning ini hukumnya haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Kloning manusia akan menghilangkan garis keturunan, padahal Islam mewajibkan memelihara nasab, diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah telah bersabda :

“ Siapa saja yang menghubungkan nkepada orang yang bukan ayahnya, atau seorang budak bertuan kepada selain tuannya, maka akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. “ ( HR. Ibnu Majah )

Tranplantasi Organ

Yang dimaksud dengan transplantasi organ adalah pemindahan organ tubuh dari satu manusia ke manusia lainnya, seperti jantung, ginjal, pemindahan tangan dari seseorang pada saat dia hidup atau setelah mati.
Hukum transplantasi organ adalah sebagai berikut :

Transplantasi organ dari donor yang masih hidup

Syara’ membolehkan seseorang pada saat hidupnya dengan suka rela tanpaadanya paksaan siapapun untuk menyumbangkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, sepert tangan atau ginjal. Ketentuan ini dikarenakan adanya hak bagi seseorang yang tangannya terpotong, atau tercongkel matanya akibat perbuatan orang lain untuk mengambil diyat (tebusan), atau memaafkan orang lain yang telah memotong tangannya atau mencongkel matanya. Dalam hal ini Allah SWT telah membolehkan memberi maaf dalam masalah qishash dan berbagai diyat. Allah berfirman :

“Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kalian dan suatu rahmat. “ (QS. Al Baqarah : 178)

Syarat bagi kemubahan organ tubuh pada saat seseorang masih hidup, ialah bahwa organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital  yang menentukan kelangsungan hidup pihak penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru-paru. Hal ini dikarrenakan penyumbang organ tersebut akan mengakibatkan kematian pihak penyumbang, yang berarti telah membunuh dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan membunuh dirinya sendiri atau meminta dengan suka rela kepada orang lain untuk membunuh dirinya. Allah SWT berfirman :

 " Dan janganlah kalian membunuh diri kalian “. (QS. An Nisa : 29)


“ … dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)melainkan dengan suatu sebab yang benar .” (QS. Al An aam : 151)

Demikian pula laki-laki  tidak dibolehkan menyumbangkan kedua testis (zakar) meskipun hal ini tidak menyebabkan kematian sebab Rasulullah telah melarang pengebirian/ pemotongan testis ( al khisha’ )  yang akan menyebabkan kemandulan. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Ra, dia berkata:

Kami dulu pernah berperang bersama Rasulullah sementara pada kami tidak ada isteri–isteri. Kami berkat :”Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan pengebirian ?” Maka beliau melarang kami untuk melakukannya,”

Hukum transplantasi dari orang yang telah meninggal

Seseorang yang sudah mati  tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya atau mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia  untuk ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan. Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan orang hidup.Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:



“Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup” (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)

Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil jantungnya  atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia berkata :

“ Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil ) harta hasil rampasan dan mencincang  (mayat musuh).”(H.R. Bukhari)



Abortus

Abortus/ Aborsi  (al-ijhad) merupakan salah satu problema masyarakat Dunia Barat yang muncul akibat kebejatan moral masyarakatnya, banyaknya kelahiran ilegal karena perbuatan zina yang tak terhitung lagi serta membudayanya pergaulan bebas dilluar nikah.Banyaknya kelahiran ilegal membuat hampir setengah anak-anak di Barat menjadi anak zina telah mendorong banyak negara barat untuk menetapkan undang-undang yang membolehkan seorang wanita yang ingin ingin menghentikan kehamilannya terutama jika terjai karena zina atau pergaulan bebas  di luar nikah untuk menggugurkan kandungannya. Ini karena di Dunia Barat pihak ibulah yang memikul tanggung jawab pendidikan anak-anak yang dilahirkan karena zina dan pergaulan bebas di luar nikah. Demikianlah realitas kontemporer masyarakat Dunia Barat. Adapun realitas di Dunia Muslim, maka abortus dapat dikatakan masih sedikit terjadi, dikarenakan sedikitnya zina dan pergaulan bebas di luar nikah. Jika terjadi abortus, maka itu pada umumnya dilakukan sebagai terapi untuk menyelamatkan jiwa sang ibu.
Al-ijhad (abortus) dalam bahasa Arab artinya pengguguran janin dari rahim.  Abortus dapat terjadi dengan sengaja (abortus provocatus) akibat upaya tertentu dari pihak perempuan dengan meminum obat-obatan tertentu, atau dengan memikul suatu beban yang berat atau dengan membuat gerakan-gerakan tertentu yang kasar. Termasuk pula di sini abortus akibat permintaan seorang perempuan kepada seorang dokter untuk Menggugurkan  kandungannya. Selain disengaja, ada juga abortus  yang terjadi tanpa disengaja (spontaneus abortus).

Pengguguran kandungan  yang usianya belum mencapai  40 hari  maka hukumnya jaiz  dan tidak apa-apa ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam rahim belum menjadi janin karena masih berada dalam tahapan nutfah (gumpalan darah).

Kapan dibolehkan melakukan abortus ?
Abortus dapat dilakukan baik pada tahap penciptaan janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya. Jika dokter terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan membahayakan keselamatan ibu  dan bahkan menyebabkan kematian sang ibu  dan janinnya sekaligus maka dalam kondisi ini dibolehkan untuk melakukan abortus dan mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu.

Imlash

Imlash adalah pengguguran kandungan dengan melakukan penganiayaan terhadap perempuan, tindakan ini merupakan suatu dosa dan merupakan tindakan kriminal. Dalam hal ini pelakunya wajib membayar diyat berupa seorang budak laki-laki atau perempuan dan nilainya sebesar sepersepuluh diyat manusia sempurna. Dalam Shahihain terdapat keterangan bahwa Umar bin Khatab RA pernah meminta pendapat kepada para sahabat mengenai kasus seorang wanita yang gugur kandungannya karena dipukul. Kemudian Mughirah RA pernah memutuskan masalah seperti ini dengan mewajibkan diyat satu ghurrah, yaitu sorang budak laki-laki atau perempuan, “Muhammad bin Maslamah memeberikan kesaksian terhadap pemberitaan Mughirah tersebut” (Muttafaq ‘alaih).

Bayi Tabung

Proses pembuahan dengan metode bayi tabung antara sel sperma sel suami dengan sel telur isteri, sesungguhnya merupakan suatu upaya medis untuk memungkinkan sampainya sel sperma suami ke sel telur isteri. Sel sperma tersebut akn membuahi sel telur bukan pada tempatnya yang alami, sel telur yang telah dibuahi ini kemudian akan diletakkan pada rahim isteri dengan metode tertentu sehinnga kehamilan akan terjadi secara alamiah di dalamnya.
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah di tetapkan oleh Allah untuk manusia. Akan tetapi pembuahan yang alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur (tuba fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membuka atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, aatu mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran  dan menghambat suami isteri memperbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslim pun telah disunnahkan melakukannya.Kesulitan tersebut dapat di atasi dengan suatu upaya medis agar pembuahan antara sel sperma dengan sel telur dapat terjadi di luar tempatnya yang alami. Setelah sel sperma suami dapat sampai dan membuahi sel telur isteri dalam suatu wadah yang mampunyai kondisi alami rahim, rahim isteri. Dengan demikian kehamilan alami diharapkan dapat terjadi dan selanjutnya akan dapat dilahirkan bayi secara normal. Proses seperti ini merupakan uapaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada, dan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’, sebab upaya tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan. Diriwayatkan  dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda :

“ Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur, sebab sesunguhnya aku aku akan berbangga  dihadapan nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR. Ahmad)

Pada dasarnya, upaya untuk mengusahakan terjadinya pembuahan yang tidak alami hendaknya tidak ditempuh, kecuali setelah tidak mungkin lagi mengusahakan terjadinya pembuahan alami dalam rahim isteri, antara sel sperma suami dengan sel telur isterinnya. Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan kelahiran tersebut, diisyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri. Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam rahim perempuan yang bukan isteri atau apa yang biasa disebut sebagai ibu pengganti (surrogate mother). Begitu juga haram hukumnya  bila proses dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya akan diletakkan dalam rahim isteri, demikian juga haram hukumnya apabila pembuahan yang terjadi antara sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri meskipun nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Dari ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan dalam hukum Islam, sebab akan menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan dalam ajaran Islam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda ketika turun ayat li’an :

“Siapa saja perempuan yang telah memasukkan kepada suatu kaum nasab yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apapun dari Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di ahadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti) (HR. Ibnu Majah)

Sumber :
Muhammad Zainal Abidin

Cari Istri Cantik Atau Cerdas ?


Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang. Jika Anda ingin mempunyai anak yang cerdas, carilah seorang istri yang cerdas, karena ternyata kecerdasan anak diturunkan dari ibu. Meski tak ada salahnya memilih kriteria cerdas sekaligus cantik (kalau dapat yang begini alangkah senangnya...)

Menurut neurolog sekaligus Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan Depkes RI, Adre Mayza, SpK (K), dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan.

Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas. "Gen ibu lebih banyak berperan pada kecerdasan anak. Kalau anaknya cerdas, biasanya ibunya juga cerdas. Jadi kalau cari suami nggak perlu yang pintar-pintar amat, tapi kalau cari istri kalau bisa yang pintar," ujar Adre dalam acara Optimalisasi Peningkatan Intelegensia Otak di GKBI, Jakarta (10/9/2009)..
Sebenarnya hubungan antara kecerdasan anak dengan ibunya bisa dilihat secara alamiah ketika ibu baru melahirkan. "Bayi bisa mencari puting susu ibunya sendiri, itu sudah jadi pertanda," ujar Adre. Bayi menangis jika mengompol juga bisa jadi pertanda bahwa kecerdaasn ada hubungannya dengan ibu. Hormon oxytocin yang dikeluarkan pada saat ngompol sama dengan hormon yang terdapat pada area kawanitaan ibu. "Itu mengapa jika daerah kewanitaan itu dirangsang, akan muncul perasaan enak dan senang, " tutur Adre.

Oleh karena itu, memakai pampers biasanya membuat seorang anak tumbuh menjadi egois. "Bayi yang sering pakai pampers, cenderung memiliki rasa empati yang kurang karena jarang menangis dan bagian otaknya tidak terlatih untuk merasakan empati," tutur Adre.
Otak setelah lahir memiliki kemampuan berkembang yang cepat. Penglihatan lebih dulu berkembang daripada pendengaran dan separuh perkembangan intelektual seseorang berlangsung di bawah usia 4 tahun.

Adre mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia saat ini ada di urutan ke 109 dari 179 negara. "Artinya sudah miskin, bodoh, sakit, sombong pula," ujar Adre. Padahal sebentar lagi Indonesia akan memasuki tantangan milenium 3 yang merupakan era competitive intelligence. Oleh karena itu, ibu mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk perkembangan kecerdasan anak. "Stimulasi janin dengan musik-musik alam, binatang atau musik klasik, perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega 3 dan berikan stimulasi yang tepat ketika sudah lahir untuk menghasilkan anak yang cerdas," ujar Adre.

Namun meskipun begitu, menurut Prof. Dr. Jalaludin Rahmat, pakar komunikasi dan penulis buku 'psikologi komunikasi', faktor genetik atau keturunan bisa dikalahkan oleh faktor lingkungan dan nutrisi. "Nurture atau lingkungan bisa mengalahkan nature atau warisan biologis jika otak terus distimulasi," jelas Jalaludin.

Sumber : 
detikhealth