Seorang pencari ilmu haruslah memiliki tekad yang tinggi dan semangat yang menggelora dalam menggali ilmu, serta rasa dahaga yang tak pernah terpuaskan akan ilmu itu sendiri. Ilmunya akan terus berkembang selam semangatnya membara. Pemahamannya akan semakin deras selama rasa cintanya kepada ilmu masih menyala-nyala. Ia harus selalu menginginkan peningkatan dan tidak boleh puas dengan apa yang sudah di dapatnya. Setiap kali megetahui sesuatu, dia harus merindukan pengetahuan berikutnya, karena ilmu tidak ada ujungnya.
Orang yang menyangka dirinya telah berilmu adalah orang yang jahil Sebab, salah satu keutamaan ilmu, ia memberitahukan arti kebodohan, sedangkan salah satu kejelekan kebodohan, ia tidak mengenalkan nilai pengetahuan. Karena itu, wahai pencari ilmu, anda harus benar-benar tekun dan rajin, sebab boleh jadi anda selamat dikarenakan satu huruf yang anda pelajari. Seorang pencari ilmu juga harus memiliki kesabaran yang tinggi. Dia tidak bolah terhalangi oleh pelbagai kondisi kehidupan, seperti tekanan kemiskinan, kelaliman orang kaya, deraan penyakit, atau kematian orang tercinta. karena ia memiliki cita-cita yang harus diraih, dan dia telah bersumpah setia untuk menggapainya, sehingga jika terlambat-lambat atau mundur ke belakang, berarti dia telah melanggar sumpahnyadan kehilangan transaksinya.
Pencari ilmu harus bersabar atas perubahan kondisi waktu, dari panasnya musim panas, dinginnya musim dingin, senda gurau musim semi, dan debu-debu musim gugur. Dia harus dalam suatu keadaan : Setia kepada bukunya, mengulang-ulang pelajarannya, menghafal wirid-wiridnya, dan mengembangkan bakat-bakatnya. Dia juga harus bersabar atas perubahan kondisi jiwanya, dari kegelisahan yang meresahkan, kesedihan yang menghanyutkan, kegembiraan yang melenakan, angan-angan yang melalaikan, dan pengharapan-pengharapan palsu. Setiap kali jiwanya tidak menurut untuk belajar, dia harus menjinakkannya, sehingga kembali normal.
Salah satu sifat terbaik yang harus dimiliki pencari ilmu adalah tidak silau oleh dunia, puas dengan apa yang dimiliki walaupun sedikit, dan hemat dalam biaya hidup sehari-hari, karena menuruti kerakusan jiwa tidak ada batasnya, akan menyia-nyiakan waktu, menghilangkan rasa malu, mengotori air muka, dan melenyapkan kemuliaan. Orang yang tenang dengan bekal sehari-harinya, itu akan memberi manfaat kepadanya. Dia harus meninggalkan hal yang berlebih-lebihan, hidup sederhana, dan puas dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Itulah ciri insan salaf, jalan hidup orang-orang shaleh, dan jalur kehidupan hamba-hambapilihan. Dan Allah-lah Sang Pembimbing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar