Minggu, 10 Februari 2013

Pengalaman Bersama Kucing-Kucingku

Ira, Kucing Pertama Yang Hadir Mewarnai Hidupku Dan Keluargaku


Ira (Hanya Ilustrasi Kucing Hitam)

Kucing, inilah mahluk yang amat saya sayangi sedari kecil. Saya ingat, ketika keluarga kami masih tinggal di komperta Plaju, Palembang kami punya seekor kucing betina berwarna hitam dan di lehernya terdapat warna putih menyerupai kerah baju. kami beri dia nama Ira. Ira sudah berkali-kali melahirkan. Anak-anaknya yang dilahirkan pasti ada yang sakit dan mati. Itu sudah biasa kami alami. Hingga saya berusia belasan tahun, Ira masih setia tinggal dan hidup bersama kami, meski ayah kami berkali-kali membuangnya. Ira pasti kembali. Hingga suatu saat ditahun 1993, kami merasakan ketidak hadiran Ira di dalam rumah. Kami mencari-cari keberadaannya tapi tak menemui jejak Ira. Setelah saya baca artikel, ternyata kucing yang sudah sakit tua dan akan mati biasanya akan mengasingkan dirinya atau pergi sejauh-jauhnya. Inilah mengapa kita sulit menemukan bangkainya. 

Pipin, Kucing Kedua Yang Hadir Dalam Kehidupanku


Pipin

Pipin

Lama setelah orang tua pensiun dan pindah ke kota lain, kami tak memelihara seekor kucingpun. Ayah saya memang tidak suka kucing karena dia tak suka kotorannya. Entah kenapa, setelah 18 tahun kemudian saya memiliki keinginan kembali untuk memelihara kucing lagi. Kucing bisa menghilangkan stress, itu awal keinginan untuk memiliki hewan peliharaan. Pertama kali bertemu Pipin, saya melihat ada kucing liar muda di teras berjenis tabby. Kucing muda ini sangat pemalu dan sedikit kurus. Dia datang untuk meminta makan, maka saya beri dia makan pada hari itu. Tingkah laku Pipin sangat manis, saya semakin suka. Meski dia malu-malu dan suka bersembunyi dibalik barang-barang rongsokan disebelah rumah, saya mencoba mengambil hatinya dan mendekatinya. Setelah ia mulai jinak, saya putuskan untuk mengadopsinya dan memberinya nama "Pipin". Saya tak tau arti nama yang saya berikan itu, hanya spontan nama itu yang ada di kepala. Pipin juga kucing betina. memang mungkin sudah takdir saya harus memelihara kucing betina. Pipin suka tiduran di kamar, kalau ia lapar dan saya belum memberinya makan, maka Pipin seringkali bersikap manja sambil menggesekkan kepalanya di kaki saya. Terkadang kalo saya masih cuek juga, terpaksa ia menggigit jari kaki saya. Tapi syukurnya tak pernah menimbulkan kecederaan di kaki. sekitar 1 bulan saya mengadopsinya, Pipin mulai birahi dan memanggil jantan untuk minta dikawinkan. Banyak kucing tetangga yang jantan yang akhirnya mengawini Pipin. Pipin akhirnya hamil. 3 bulan kehamilannya terlihat amat sangat berat. Saya yakin mungkin karena ia sebenarnya masih sangat muda untuk kawin. dan di awal Juli 2012 Pipin akhirnya melahirkan 3 bayi betina yang sehat yang saya beri nama : Cantika, Cimut dan Lin Ca.

Cantika, Cimut, Lin Ca. 3 Kucing Tabby Yang Menggemaskan


Pipin & Anak Pertama

Lin Ca, Cantika & Cimut

Anak pertama Pipin, Cantika, Cimut, dan Lin Ca lahir dengan kondisi yang sehat. Pipin sangat bahagia dengan kelahiran ketiga anaknya. Mungkin malah sedikit over protektif. Saya tak bisa mendekati anaknya, karena Pipin pasti akan melarangnya. seiring berjalannya waktu, ketiganya tumbuh sehat, meski Lin Ca sedikit  mengalami gangguan pencernaan (mencret) di usia 2 bulan. Tapi Alhamdulillah ia sembuh dengan sendirinya. hingga ketiganya sekarang berusia 7 bulan. Ketiga Anak pertama Pipin secara fisik memang sangat kuat. 

Si Oranye, Culun, Cemong dan Ci Bu


Pipin & Anak Kedua

Culun Ketika masih sehat

Culun yang rapuh karena sakit

Cemong (atas) & Ci Bu (bawah)

Setelah anak Pertama Pipin berusia 5 bulan, Pipin melahirkan anak kedua. Jumlahnya kali ini 4 ekor. Awalnya jenis kelamin anak kedua saya kurang tau karena saya tak mengeceknya. Sayang, 5 hari setelah Pipin melahirkan anak keduanya, Si Oranye (saya hanya sempat memberi namanya sesuai dengan warnanya yang sebenarnya Red Tabby), cedera diperut dengan usus yang terburai keluar. dia kelihatannya digigit oleh sesuatu yang sangay tajam hingga menembus perutnya. Si Oranye hanya bertahan 3 jam, karena akhirya dia meninggal. Saya berasumsi induknya sendiri yang membunuhnya. Mungkin si Oranye kondisi fisiknya lemah. Saya mendengar dan membaca bahwa Induk kucing akan membunuh anaknya yang lemah dan tak ada harapan hidup. Saya menguburkan si Oranye di bawah batang belimbing di samping rumah. Selanjutnya ketiga anak Pipin hidup dengan sehat. Setelah berusia lebih dari 1 bulan, Culun mengalami diare, yang awalnya saya anggap biasa, tapi lama kelamaan saya melihat tubuhnya semakin kurus, dengan mata yang berair dan kotor dengan  kotoran mata. Saya langsung mengambil inisiatif untuk mengobatinya dengan bantuan petunjuk di internet dan teman FB adik saya yang kebetulan seorang dokter hewan. saya mulai memberi Culun vitamin Lysin untuk kekuatan tubuhnya. 1 minggu setelah diberi sudah mulai memperlihatkan hasil, Culun nafsu makannya kembali dan badannya sudah sedikit berisi. Tapi hanya berlangsung beberapa hari saja, kondisi culun kembali menurun. Saya konsul lagi dan disuruh memberi obat cacing jenis Combantrin dengan dosis yang rendah. Sedikit lumayan walau kondisinya sangat lemah. Saya terus memberi vitamin, dan oralit, hingga suatu malam, saya memberinya oralit yang terakhir kalinya. Saya memilki feeling jika malam itu dia tak lagi bisa bertahan. Dan benar saja pagi ketika saya membuka garasi, Culun sudah terbaring kaku tak bernyawa, Selamat jalan Culun, walau kau cuma hadir kurang 2 bulan dalam kehidupanku, tapi pengalaman memberimu obat dan makan sangat tak bisa kulupakan. Kau seperti anakku sendiri. yang tiap saat ku perhatikan obat dan makananmu. Walau takdir berkata lain. Aku yakin kini kau sudah bermain-main di taman surga para kucing. Kini hanya ada Ci Bu sang jantan dan Cemong si betina yang sekarang berusia 3 bulan.  

Popo, Popi dan Pipo, Ketiga Anak Cantika Yang Manis.


Cantika dewasa

Cantika & 3 Bayinya

Pipo, Popo dan Popi

Popo kena diare, belum tau sebabnya karena Popo masih menyusu, sembuhkan Popo ya Allah..

Setelah usia Cemong dan Ci Bu mencapai 3 bulan. Anak Pipin yang pertama, Cantika melahirkan anak pertamanya di usia 7 bulan. Saya beri nama mereka Popo, Pipo dan Popi. Popo dan Pipo adalah kucing jantan, sementara Popi kucing betina. Ketiganya lahir dalam keadaan sehat. Hingga mencapai usia 1 bulan sekarang. Tapi beberapa hari ini Popo mengalami diare. Dan saya belum berani memberikan makanan apa-apa karena dia masih menyusu dengan induknya. Kondisi Popo masih lemas. Saya hanya akan mencoba memberinya oralit agar dehidrasi yang dialaminya tak semakin parah.Untuk Pipo dan Popi, sejauh ini kondisi keduanya masih sehat. Semoga tak ada sesuatu yang tak diharapkan terjadi kepada keduanya.

Bayi Cimut.


Cimut Dewasa
Anak pertama Cimut

3 Minggu setelah kelahiran bayi Cantika, Cimut saudaranya juga akhirnya melahirkan 4 ekor bayi kucing yang sehat. Sejauh ini belum saya beri nama, dan masih dalam keadaan sehat karena sang Induk Kucing sangat telaten mengurus anaknya. 4 ekor bayi cimut berwana oranye (red tabby), Putih Belang Oranye, Hitam dengan warna putih di hidung dan mulut, serta tabby abu-abu (sewarna dengan induknya). Jenis kelamin anak cimut belum saya cek.

1 komentar: