Sabtu, 04 Juni 2011

Empati


Seperti biasa saya pulang kerja agak malam karena lembur. Malam itu hujan,karena hujan tak kunjung berhenti,akhirnya saya memutuskan menerobos hujan karena hari sudah malam dan sudah sampai di tegalega. Perut sudah gak bisa diajak kompromi,akhirnya saya memutuskan mampir di warung nasi tenda dipinggir jalan..

Lagi asyiknya menikmati pecel lele, masuklah seorang Bapak dengan Istri dan kedua anaknya. Yang menarik adalah kendaraan mereka adalah gerobak dorong..

Lalu Bapak ini memesan 2 piring nasi & ayam goreng untuk istri dan anaknya. Pertamanya sih gak ada yang menarik, tetapi ketika saya selesai makan, ada yang menarik hati saya...

Ternyata yang menikmati makanan itu hanya istri dan anaknya. Sedangkan sang Bapak hanya melihat istri dan anaknya menikmati makanan ini. Sesekali saya melihat anak ini tertawa senang sekali dan sangat menikmati ayam goreng yang di pesan oleh Bapaknya..

Saya perhatikan, wajah sang Bapak, walau tampak kelelahan, terlihat senyum bahagia di wajahnya. Lalu saya mendengar dia berkata “makan yang puas nak, toh..hari ini tanggal kelahiranmu..”

Saya terharu mendengarnya. Seorang Bapak, dengan keterbatasannya, sebagai (mungkin) pemulung, memberi ayam goreng warung tenda dipinggir jalan untuk hadiah anaknya.

Hampir mau menangis saya rasanya di warung itu. Segera sebelum air mata ini tumpah, saya berdiri dan membayar makanan saya dan juga dengan pelan-pelan saya bilang dengan penjaga warung, “ Mas, tagihan Bapak itu saya yang bayar..dan,tolong tambahin ayam goreng dan tahu tempe” setelah itu saya lekas berlalu..

Kisah ini kutulis, untuk bahan perenungan..Bahwa Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk saya saat ini. Kita biasa makan di KFC, McDonald’s, Pizza Hut, Sushi-Tei, Kitchennete, Bakerzin, dan sebagainya. Tapi bagi orang disekitar kita, pecel lele dipinggir jalan, adalah makanan yang mewah buat dia. Sungguh tak pantas bagi saya untuk mengeluh...

Semoga bermanfaat...

*Thank you to My Dearest Sister*